Rabu, 12 Desember 2012

Komunikasi dan Konseling part 1

sejenak-farmasi.blogspot akan menyajikan dan menjelaskan tentang
komunikasi dan konseling. Dunia farmasi (farmasis dan apoteker)
tidak harus cenderung ke obat saja. Butuh peran komunikasi dan
konseling dalam menghadapi pasien, rekan sejawat, rekan kerja,
dokter, maupun keluarga dan masyarakat sekitar.
Monggo disimak.




KONSEP KOMUNIKASI

Definisi Komunikasi
·         Communicare” atau “communis” yang memiliki makna berbagi atau menjadi milik bersama, jika kita berkomunikasi dengan orang lain berarti kita berusaha agar apa yang kita sampaikan kepada orang lain tersebut juga menjadi miliknya. Artinya agar menjadi ide, pengalaman atau informasi bagi orang lain.
·         Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, gagasan, ide) dari satu pihak ke pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.

Tujuan Komunikasi
·         Mempelajari atau mengajarkan sesuatu seperti pengalaman dan pengetahuan
·         Mengungkapkan perasaan
·         Berhubungan dengan orang lain
·         Menyelesaikan sebuah masalah
·         Mencapai sebuah tujuan

Komponen Komunikasi
            Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik. Menurut Laswell, komponen-komponen dari komunikasi adalah:

·         Komunikator (sender)
Adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada orang lain
·         Pesan (message)
Adalah isi atau maksud yang akan disampaikan pleh suatu pihak kepada pihak lain.
·         Saluran (channel)
Adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan dalam komunikasi antar pribadi (tatap muka). Saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada atau suara.
·         Penerima (receiver)
Adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
·         Umpan balik (feedback)
Adalah tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang disampaikan.

Proses Komunikasi
            Secara singkat, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan sebagai berikut:

1.      Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain, mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat-lewat simbol-simbol yang mudah dimengerti oleh kedua pihak.

2.      Pesan (message) tersebut disampaikan melalui suatu media atau saluran, baik secara langsung atau tidak langsung. Sebagai contoh adalah berbicara langsung melalui telepon atau tidak langsung melalui surat, email, atau media lain

3.      Komunikator (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

4.      Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah komunikan mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh komunikator.

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
      Proses komunikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi isi pesan dan sikap penyampaian pesan tersebut. Beberapa faktor tersebut antara lain:

1.      Persepsi
Persepsi adalah suatu pandangan personal terhadap suatu kejadian, dibentuk karena adanya pemahaman, penafsiran, ataupun pemberian makna (menyimpulkan) terhadap adanya suatu informasi atau pesan, dan adanya harapan ataupun pengalaman masa lalu. Persepsi dapat menjadi suatu hambatan dalam berkomunikasi.

2.      Latar belakang budaya
Budaya dapat membatasi cara bertindak dan berkomunikasi, sehingga sangat mempengaruhi gaya berkomunikasi seseorang. Sebagai contoh adalah masyarakat di beberapa daerah di Indonesia memiliki gaya berbicara yang keras, sehingga orang dengan latar belakang budaya yang berbeda dapat mengira bahwa orang tersebut sedang marah.

3.      Emosi
Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu peristiwa. Emosi dapat menyebabkan adanya salah pengertian sehingga pesan tidak dapat disampaikan.

4.      Pengetahuan
Pengetahuan merupakan informasi yang diketahui oleh seseorang. Komunikasi akan sulit dilakukan jika pihak lain memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Oleh karena itu perlu adanya penempatan diri sesuai dengan tingkat pengetahuan individu dari pihak lain. Sebagai contoh adalah apoteker hendaknya memakai bahasa yang umum ketika melakukan konseling kepada pasien.

5.      Peran
Gaya komunikasi dari seorang komunikator harus disesuaikan dengan peran yang ada di tengah masyarakat. Bila seorang apoteker sedang berada di tengah masyarakat umum, maka gaya berkomunikasi dari apoteker tersebut tentu berbeda ketika berada di antara tenaga kesehatan lainnya.

6.      Tatanan interaksi (kondisi lingkungan)
Keefektifan suatu komunikasi sangat ditunjang oleh lingkungan sekitar. Sebagai contoh adalah ruangan konseling dari suatu apotek yang sempit sehingga pasien merasa tidak nyaman, sehingga informasi yang disampaikan oleh apoteker tidak dapat diterima dengan baik. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar