GAYA KOMUNIKASI
Kata
komunikasi berasal dari bahasa Latin “Communicare” atau “Communis” yang berarti
menjadikan milik bersama. Jika kita berkomunikasi dengan orang
lain berarti kita berusaha agar apa yang kita sampaikan kepada orang lain
tersebut juga menjadi ide, informasi atau pengalaman orang lain tersebut.
Dalam berkomunikasi, masing-masing individu memiliki gaya
komunikasi yang berbeda, antara lain:
Eufimisme atau bicara lembut
Ungkapan
yang halus atau kabur sebagai pengganti ungkapan yang dianggap terlalu kasar
atau terlalu langsung, diikuti perasaan.
Contoh : seorang ibu mengunjungi apotik menebus
resep dan diberitahu oleh apoteker bahwa setelah meminum obat tersebut akan
cenderung ke kamar kecil terus-menerus (akan kencing terus-menerus).
Pasif
Seorang yang pasif
akan lebih memilih diam saja, lebih memberikan kesempatan kepada orang lain
untuk berbicara dan hanya bicara disaat diperlukan saja.
Contoh : Seorang pasien menebus resep di apotik,
setelah apoteker menyerahkan obat dan memberikan informasi tentang cara
penggunaan, tidak ada pertanyaan dari pasien tetapi pasien hanya mengangguk dan
kemudian pergi.
Bicara Cepat
Kebiasaan untuk berbicara cepat biasanya
dipengaruhi oleh lingkungan tempat komunikator dan komunikan berasal dan dapat
dipengaruhi oleh kepribadiannya sendiri.
Contoh : Pasien datang ke apotik, kemudian
mengeluh kepada apoteker bahwa anaknya sudah sakit beberapa hari tapi belum
kunjung sembuh (dengan cara bicara yang terburu-buru).
Banyak Gerak
Keseringan orang bergerak pada saat
berbicara.
Contoh : apoteker menjelaskan informasi obat
dengan gerakan tangan (untuk memperjelas informasi).
Dominasi Pembicaraan
Orang dengan gaya komunikasi dominan akan
cenderung tidak sabaran, kurang memberikan kesempatan orang lain untuk
mengemukakan pendapatnya.
Contoh : Apoteker menjelaskan panjang lebar
tentang penggunaan obat tanpa member kesempatan pada pasien untuk bertanya atau
menjawab.
Aktif
Komunikasi dua arah antara komunikator dan
komunikan dimana terjadi timbal balik yang seimbang.
Contoh : Apoteker memberi penjelasan pada pasien
tentang penggunaan atau cara minum obat, setelah selesai apoteker menanyakan
pada pasien, apakah pasien sudah mengerti atau belum, jika belum, akan
diperjelas lagi oleh apotekernya.
Agresif
Gaya bicara orang yang bersikap
“menyerang” lawan bicara.
Contoh :
Apoteker
: Selamat siang bu, ada yang bias saya bantu?
Pasien : apa ada mefinal?
Apoteker :
maaf, mefinalnya kosong bu. Bagaimana kalau saya ganti
dengan asam mefenamat?
Pasien : oh… kosong ya, tapi saya biasanya pakai mefinal, nanti
takutnya kalau tidak manjur, gimana?
Tanpa Gerak
Komunikator bersikap kaku dalam
berkomunikasi.
Contoh :
AA :
Selamat malam bu, bisa saya bantu?
P
: mbak, saya mau beli norit.
AA : mau beli berapa?
P :
10 biji mbak.
Bersikap Patuh
Komunikan jenis ini akan menerima apa saja
yang disampaikan oleh komunikator meskipun ia merasa kurang setuju.
Contoh :
Seorang pasien menebus resep yang berisi antibiotik.
Pasien : mbak saya mau menebus resep ini, tapi minta separuh saja ya
mbak.
Apoteker : lho… bu, tapi ini kan
ada antibiotiknya, jadi harus ditebus semua, karena antibiotik yang diresepkan
harus diminum sampai habis walaupun sudah merasa lebih baik.
Pasien : ow… gitu ya mbak, tapi biasanya saya 2 hari juga sudah
sembuh, ya sudah saya tebus semuanya.
PERTANYAAN TERBUKA dan TERTUTUP
Pertanyaan terbuka
Pertanyaan
yang memberikan kesempatan kepada komunikan untuk menjelaskan. Tujuannya untuk
memastikan bahwa komunikan sudah memahami informasi yang diberikan komunikator.
Contoh :
Pasien : mbak, saya
mau beli obat maag.
Apoteker
: ini bu obatnya.
Pasien :
oh…. Saya sudah pernah minum obat ini, tapi tidak sembuh.
Apoteker
: bagaimana cara minumnya,bu?
Pasien : langsung
saya telan.
Apoteker : obat ini akan lebih
berkhasiat bila dikunyah dahulu. Silahkan ibu mencobanya dulu dan bandingkan
efeknya.
Pertanyaan tertutup
Pertanyaan
yang tidak membutuhkan penjelasan, hanya jawaban singkat seperti ya atau tidak,
dll.
Contoh :
Apoteker : bagaimana bu, apa sakitnya
sudah sembuh setelah minum obat ini?
Pasien : iya, sudah
mbak.
KOMUNIKASI AKTIF DAN PASIF
Komunikasi aktif adalah komunikasi yang terjadi dimana
komunikan menyimak perkataan dengan baik lalu memberikan respon dan tidak diam.
Contoh komunikasi pasif : konsultasi antara pasien dan apoteker tentang obat.
Komunikasi pasif adalah komunikasi yang terjadi dimana
komunikan hanya diam saja atau tidak merespon dengan baik.
Contoh komunikasi pasif : mendengarkan iklan obat
di televisi atau radio, brosur obat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar