Rabu, 12 Desember 2012

Komunikasi dan Konseling part 5

EMPATI 

 
      Empati  berbeda dengan simpati, empati lebih kearah emosional dibandingkan dengan simpati. Seseorang yang bisa mengungkapkan rasa simpati  belum tentu bisa berempati.

      Empati berarti memahami perasaan atau kondisi pihak lain lain tanpa terbawa untuk mengikuti kepentingan pihak lain dan mengabaikan kepentingan diri  sendiri (bersifat Objective). Sedangkan komunikasi empati berarti  hubungan antara pihak dengan pihak yang lain, dimana pihak-pihak yang berkomunikasi mampu memahami perasaan atau kondisi pihak lain dan terbawa untuk berpihak ke kondisi tersebut. Empati terjadi melalui berbagai proses yaitu: memahami perasaan komunikan, memberikan perhatian terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikan dan akhirnya terbentuk hubungan saling percaya. Empati akan mudah terjadi pada orang-orang yang memiliki perasaan sensitif.

Beberapa langkah praktis agar kita dapat menanamkan rasa empati:
·       1.Kenali perasaan sendiri.
2. Mengenali perasaan sendiri merupakan tuntutan kecerdasan emosi.
·       3. Sediakan waktu untuk menyendiri untuk berpikir apa yang telah terjadi.
    Proses ini diperlukan karena biasanya orang sulit memiliki gambaran yang jernih terhadap suatu 
    persoalan dalam kondisi emosi yang bermacam-macam.
       4. Cobalah memandang masalah dari sudut pandang orang lain.

           Empati adalah ketika dimana kita dapat merasakan apa yang orang lain rasakan dan juga dapat melihat masalah dari sudut pandang mereka. Masukilah dunia merekan dan cobalah memandang masalah dari sisi tersebut. Dengan demikian pihak lain tidak hanya merasa dimengerti  tapi ia merasa lebih disukai.
·       
         Jadilah pendengar yang baik
         Jika kita mendengarkan apa yang dialami orang lain maka kita lebih mudah merasa empati, memahami perasaan orang lain dan menempati diri dalam keadaan orang lain. Tidak hanya kemampuan mendengar secara seksama, tetapi juga membaca isyarat non verbal. Sebab seringkali bahasa tubuh dan tekanan suara lebih efektif menggambarkan perasaan daripada kata-kata.
·          
       Biasakan menghayati fenomena berbagai hal yang kita jumpai
           Misalnya, saat kita melihat seorang tunanetra ditengah keramaian, nyatakan dalam hati betapa sulitnya orang itu memenuhi kebutuhannya. Langkah ini biasanya berlanjut dengan kesanggupan mempatkan diri dalam keadaan orang lain.
·        Berlatih mengatur dan mengatasi gejolak emosi dalam reaksi positif dan negatif.
          Di sekitar kita, banyak peristiwa yang bisa menyulut gejolak emosi. Misalnya saat terjadi kemacetan di jalan, sedangkan kita terburu-buru untuk mencapai ketujuan kita. Dalam segala kondisi berupaya mengendalikan emosi merupakan perjuangan berat, tetapi itu sangat diperlukan.
·         Latihan berkorban untuk kepentingan orang lain
          Empati sangat berhubungan dengan kesediaan berbuat baik (altruisme). Empati yang tinggi memperbesar kesediaan untuk menolong, untuk berbagi dan berkorban demi kesejahteraan orang lain.

SIMPATI
            Simpati adalah ikut merasakan pa yang dirasakan pihak lain dan terbawa untuk berpihak ke kondisi tersebut (bersifat subyektif). Sedangkan komunikasi simpati adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain, dimana pihak-pihak yang berkomunikasi mampu memahami perasaan atau kondisi pihak lain dan terbawa untuk berpihak ke kondisi tersebut.
Empati
Simpati
Sebatas memahami perasaan pasien
Menjaga identitas diri
Obyektif
Ikut hanyut dalam perasaan pasien
Kehilangan identitas diri
Subyektif




Tidak ada komentar:

Posting Komentar